Minggu, 14 Agustus 2016

Memasang Stabilizer Di Rumah


Memasang Stabilizer di Rumah


StabilizerStabilizer atau Automatic Voltage Regulator – AVR (Pengatur Otomatis Voltase Listrik) atau lebih sering disebut dengan Stavol, fungsinya adalah untuk menjaga lonjakan mendadak voltase listrik yang masuk ke dalam satu / beberapa perangkat elektronik. Secara sederhana, proses kerjanya adalah menampung sementara daya listrik yang masuk, kemudian menyalurkannya pada perangkat elektronik hanya sebatas konsumsi daya dan voltase kebutuhan perangkat tersebut.
Secara teori, kualitas keluaran daya listrik dari unit stabilizer sudah dalam batas aman untuk dijadikan konsumsi sumber daya perangkat elektronik yang menerima. Namun, pada kenyataannya, tidak seperti demikian kondisi yang sering dialami oleh kebanyakan orang. Walau pun stabilizer sudah di pasang, tetap saja perangkat elektronik yang telah tersambung mengalami masalah. Mengapa?
icon.top.par
Membeli stabilizer
Pada dasarnya, setiap unit stabilizer memiliki standar ukuran dan batas kemampuan sesuai dengan kapasitas fisiknya dalam menerima sumber daya yang menjadi masukkan dari instalasi listrik terpasang di rumah.
Dulu, saat hendak membeli stabilizer, pemikiran yang ada di kepala saya adalah kapasitas daya (watt) stabilizer yang hendak di beli harus dapat mendukung konsumsi listrik dari perangkat elektronik yang nantinya akan tersambung. Jadi, pengertiannya hanya sebatas pada kemampuan stabilizer dalam menghasilkan keluaran daya listrik harus sama / lebih besar dari masukkan daya sesuai kebutuhan perangkat elektronik yang tersambung dengannya. Cuma sampai disitu saja. Padahal, ada sebagian informasi lagi yang jarang terdengar dan sampai di telinga saya (pemakai), yaitu kapasitas daya listrik yang menjadi masukkan bagi unit stabilizer tersebut. Dalam kondisi voltase listrik relatif stabil atau hanya terjadi lonjakan kecil, stabilizer berkapasitas di bawah instalasi daya listrik terpasang, dapat meredamnya dan menghasilkan keluaran daya sebagaimana (mendekati) kebutuhan perangkat elektronik yang tersambung dengannya. Jika lonjakan voltase listrik yang terjadi cukup tinggi diatas kapasitas stabilizer, dapat menghasilkan dampak negatif terhadap fisik unit stabilizer itu sendiri, diantaranya :
  • sikring stibilizer menjadi putus.
  • kumparan tembaga pada unit stabilizer terbakar (hangus).
  • peralatan elektronik yang terhubung pada unit stabilizer menjadi rusak (biasa terjadi pada stabilizer bermutu rendah).
Bisa yang terjadi hanya satu kemungkinan dari ketiga kemungkinan diatas, atau gabungan dua kemungkinan dari ketiganya, atau terjadi ketiga-tiganya dalam waktu bersamaan.
Mengambil kesimpulan dari kejadian rusaknya stabilizer berkapasitas sedang (500 VA & 1000 VA) akibat lonjakan voltase listrik yang saya alami, membuat saya berpikir, bahwa pada dasarnya stabilizer merupakan sebuah perangkat elektronik biasa yang dapat rusak akibat lonjakan voltase listrik yang cukup tinggi. Kalau demikian halnya, untuk apa menggunakan stabilizer? Tiga dari lima unit stabilizer berbagai merek berkapasitas sedang telah menjadi bangkai di rumah saya. Jadi, pada saat itu, saya menghentikan proyek “me-stabilizer-kan” listrik di rumah untuk sementara waktu.
Beberapa bulan kemudian, seorang teman bercerita telah membeli stabilizer berkapasitas daya sedang (1000 VA), buatan Cina. Singkat cerita, saya membaca manual pemakaian yang ada dalam kardus stabilizer tersebut. Salah satu informasi yang tertera di dalamnya adalah kapasitas minimal daya yang dimiliki stabilizer harus 25% lebih besar dari kapasitas daya listrik terpasang yang menjadi input.
Berulang kali saya membaca point tersebut, sampai akhirnya saya mengambil kesimpulan seandainya daya listrik sebagai input (daya listrik terpasang di rumah) harus lebih kecil 25% dari kapasitas stabilizer yang hendak dipasang, maka kapasitas daya yang harus dimiliki stabilizer adalah 125% dari daya listrik yang ada. Jadi, jika daya listrik terpasang di rumah besarnya 1300 VA, kapasitas daya yang harus dimiliki stabilizer adalah sebesar 1625 VA (?). Pemahaman kapasitas stabilizer lebih besar 25% itu sendiri memiliki kemungkinan berbeda. Jika nilai dasar perhitungan 1300 VA = 75%, untuk menjadikannya 25% lebih besar adalah 1300 / 0,75 = 1733 VA (?). Mana yang benar? Saya memutuskan untuk menggunakan nilai yang lebih besar, yaitu 1733VA.

Mungkin, itu hanya sekedar informasi biasa atau informasi asal-cetak untuk memenuhi lembar manual saja (LOL). Namun, jika dianalisa lebih jauh, ada benarnya juga. Bagaimana sebuah stabilizer dapat berfungsi dengan benar jika kapasitas daya tampung listrik yang dimilikinya lebih kecil dari daya listrik yang masuk ke dalamnya? Analoginya kurang lebih seperti menuangkan air dari jerigen berkapasitas 50 liter ke dalam ember berkapasitas 6 liter. Sementara air dalam ember yang telah tertuang belum sempat terpakai, air dari jerigen terus masuk dituang ke dalamnya.
Walau pun tidak sepenuhnya meyakini keterangan yang tercetak pada lembar manual stabilizer tersebut, tidak ada salahnya untuk mencari informasi pendukung teori yang telah dinyatakan. Sulit bagi saya untuk mendapatkan informasi pendukung lebih banyak mengenai kebenaran teori yang tercetak pada lembar manual stabilizer itu. Setelah beberapa minggu kemudian tanpa mendapat hasil informasi cukup akurat, saya nekad membeli stabilizer berkapasitas 3000 VA buatan Cina ber-merek sama dengan yang sebelumnya dibeli oleh teman saya, guna meng-cover daya listrik terpasang sebesar 1300 VA di rumah. Saat itu saya hanya berharap semoga informasi / teori yang tercetak di manual yang saya baca sebelumnya memiliki kebenaran dalam penerapannya.
Tujuan sebenarnya membeli unit berkapasitas lebih besar ±130% dari kapasitas daya listrik terpasang di rumah adalah agar sisa kapasitas dapat mengantisipasi kapasitas asli yang dimiliki oleh unit / produk stabilizer itu sendiri. Apakah benar kapasitas asli dari stabilizer tersebut sama dengan yang tertulis pada kardus kemasannya? Saya tidak pernah tahu mengenai hal itu dan tidak mau mengambil risiko untuk itu. Lagi pula, tidak ada ruginya jika memang kapasitas asli yang dimiliki unit stabilizer sama dengan yang tertulis pada kardus kemasannya. Semakin besar kapasitas stabilizer, semakin ringan kerjanya dalam menstabilkan daya listrik yang diterima sebagai masukkan (input). Begitu teori yang ada di kepala saya.
icon.top.par
Kapasitas VA stabilizer
Berapa besar standar kapasitas stabilizer yang dibutuhkan untuk dipasang di rumah? Hal ini, tentunya, berkaitan erat dengan besar kapasitas instalasi listrik PLN di rumah kita. Langkah paling gampang adalah menambahkan nilai kapasitas daya listrik di rumah sebesar 25%. Jadi, untuk rumah dengan instalasi 1300 VA, dibutuhkan stabilizer berkapasitas >=1733 VA. Namun, sering terjadi kerancuan dari istilah satuan VA dengan Watt.
Satuan daya yang tertera pada stabilizer, pada umumnya menggunakan satuan VA (Volt Ampere), bukan Watt. Apa perbedaan antara VA dengan Watt? Saya pernah menanyakan hal itu pada seorang tehnisi lapangan PLN dan jawabannya adalah sama. Tidak ada bedanya. Beberapa penjual perangkat listrik juga meng-idem-kan jawaban dari tehnisi lapangan tersebut. Menurut mereka, total Watt diperoleh dari perkalian Voltase dengan Ampere (Voltase x Ampere = Watt).
Saat saya mem-browse-ing di internet, beberapa situs menyatakan hal yang sama. Namun, beberapa lainnya menyatakan berbeda. Beberapa situs yang menyatakan berbeda, menjabarkan detail tehnis perbedaan tersebut; dimana bagi awam seperti saya, sungguh sulit dimengerti. Ada artikel yang mendefinisikan kedua perbedaan tersebut secara sederhana dan cukup mudah dimengerti, alamatnya :http://www.slideshare.net/jualstavoltsurabaya/stavolt-081-554-136-091-im3
Garis besar pengertian yang saya peroleh dari pembahasan perbedaan kedua satuan daya di artikel tersebut adalah VA merupakan daya semu. Sedangkan Watt merupakan daya sebenarnya. Untuk mengkonversi nilai VA ke Watt, diperlukan satu nilai lagi dari satuan yang dinamakan Faktor Daya. Default / standar nilai Faktor Daya yang biasa ditemukan pada perangkat elektronik (mis. UPS atau stabilizer) adalah 0,8. Sehingga nilai daya sebenarnya (Watt) perangkat elektronik berdaya 3000 VA adalah : 3000 x 0,8 = 2400 Watt.
Sekarang, mari kita hitung dan tentukan berapa daya sebenarnya (Watt) pada instalasi listrik PLN di rumah yang berkapasitas 1300. Pengertian instalasi listrik berkapasitas 1300, lebih banyak dimengerti (secara awam) dengan 1300 Watt. Bukan 1300 VA. Beberapa sumber menyatakan bahwa yang benar adalah 1300 VA dan bukan 1300 Watt. Seandainya memang berbeda, berarti instalasi listrik terpasang sebesar 1300 VA yang merupakan daya semu, harus dikalikan dengan nilai Faktor Daya sebesar 0,8 (?) untuk mendapatkan nilai daya sebenarnya. Sehingga, kapasitas dari instalasi listrik terpasang hanya sebesar 1300 x 0,8 = 1040 Watt. Benarkah demikian? Saya tidak tahu dan tidak pernah mengukur atau men-test total kapasitas daya listrik di rumah saya. Praktis, saya tidak mengetahui kebenaran dari teori di atas. Bagaimana menemukan nilai untuk dijadikan parameter kapasitas stabilizer yang hendak dipasang? Saya mencoba mengambil jalan tengahnya dengan menggunakan nilai tertinggi, yaitu nilai parameter kapasitas listrik yang harus di-cover adalah 1300 Watt (bukan 1040 Watt).
Jika kapasitas stabilizer harus lebih besar 25% dari instalasi daya sebenarnya yang terpasang di rumah, maka kapasitas kebutuhan Watt dari stabilizer adalah :
1300 / 0,75 = 1733,33 Watt
Jika di konversi ke dalam satuan VA, akan menjadi :
1733,33 / 0,8 = 2166,67 dibulatkan ke atas : 2167 VA
Jadi kapasitas daya VA terendah dari stabilizer yang hendak dipasang di rumah berdaya 1300 sebaiknya 2167 VA. Seandainya stabilizer dengan kapasitas tersebut tidak ada, diusahakan menggantinya dengan kapasitas yang lebih tinggi (>=2500 VA). Tindakan ini diambil untuk menjaga kemungkinan kapasitas asli unit stabilizer itu sendiri lebih rendah dari yang tertulis pada kemasannya.
Kualitas stabilizer, dalam kasus ini, sangat menentukan performa akhir dari kualitas daya listrik yang dihantarkan ke dalam instalasi kabel di rumah. Harga stabilizer berkualitas bagus (branded), cukup tinggi. Jika anda tidak mengalami masalah dengan harga tinggi yang harus dibayarkan, perlu dipastikan kredibilitas dari toko / penjualnya. Terlalu banyak produk stabilizer branded “aspal” beredar dipasaran dan digunakan sebagai kesempatan dalam mengeruk keuntungan dari ketidaktahuan konsumen oleh produsen yang tidak bertanggung jawab. Seandainya harga tinggi merupakan masalah bagi anda, saya sarankan untuk membeli unit non-branded namun produk pabrikan asli dan memiliki standar QC (kontrol kualitas) sendiri, daripada produk branded yang tidak diketahui secara pasti keasliannya. Biasanya, produk non-branded seperti itu memiliki kualitas “sedikit” lebih rendah dibandingkan produk asli dari branded terkenal. Cara menyiasatinya adalah dengan menaikan standar kapasitas dari yang kita perlukan (lebih tinggi setingkat). Umumnya, unit berkapasitas lebih besar memiliki kualitas dan ketahanan lebih tinggi (di atas kualitas unit yang kita butuhkan).
Sebenarnya, agak sulit untuk menimpakan kesalahan atas rendahnya kualitas sebuah produk selalu pada penjual / produsen. Mayoritas dari mereka lebih berfokus pada kelancaran dan distribusi barang yang mereka jual. Jarang yang memiliki pengetahuan tehnis secara detail barang dagangan mereka. Terlebih lagi untuk produk seperti stabilizer yang “jeroannya” dibungkus dengan casing. Oleh sebab itu dalam menentukan kualitas sebuah produk lebih berpedoman pada keluhan yang disampaikan oleh konsumen. Semakin sering keluhan diterima, semakin rendah kualitas sebuah produk. Demikian juga sebaliknya.
icon.top.par
Lebih lanjut mengenai Faktor Daya
Terdapat kemungkinan bahwa anjuran untuk menaikkan kapasitas stabilizer lebih besar 25% dari kapasitas daya listrik terpasang di rumah adalah untuk menambah nilai Faktor Daya sebesar 0,8 yang dimilikinya (stabilizer). Hal ini menjadikan stabilizer memiliki besaran kapasitas daya sebenarnya (minimal) sama dengan kapasitas daya sebenarnya dari listrik yang terpasang di rumah. Dari beberapa informasi yang saya peroleh, pada umumnya, besaran nilai Faktor Daya berada pada kisaran  0,8 (terendah) hingga 1 (tertinggi). Namun, nilai Faktor Daya dapat lebih kecil dari 0,8. Tinggi-rendahnya nilai Faktor Daya akan mempengaruhi jumlah daya yang dikonsumsi oleh perangkat elektronik. Semakin kecil nilai Faktor Daya, semakin besar jumlah daya yang dikonsumsi. Beberapa informasi mengenai UPS yang saya dapatkan, nilai Faktor Daya sebesar 0,7 merupakan nilai cukup ideal bagi sebuah UPS. Dari semua informasi-informasi tersebut, saya menyimpulkan bahwa terdapat satu area / ruang yang cukup luas untuk dapat dipahami sepenuhnya mengenai Faktor Daya.
Logika gampangnya adalah jika kapasitas listrik terpasang di rumah sebesar 1300 VA dengan nilai Faktor Daya sebesar 1, maka besar daya sebenarnya adalah 1300 Watt. Sehingga untuk meng-cover-nya, dibutuhkan stabilizer berkapasitas minimal 2167 VA sebagaimana yang telah dicontohkan sebelumnya. Seandainya kapasitas listrik terpasang sebesar 1300 VA dengan Faktor Daya sebesar 0,8; maka dibutuhkan stabilizer berkapasitas VA sedikit lebih besar untuk meng-covernya. Jadi, jika anda merasa yakin kapasitas listrik terpasang di rumah sebesar 1300 VA memiliki Faktor Daya sebesar 0,8; cukup menggunakan stabilizer berkapasitas minimal 1733 VA saja.
Saya tidak mengerti bagaimana caranya mengetahui dan menentukan nilai dari Faktor Daya ini. Terlalu jauh (menurut saya) untuk mempelajari tehnik kelistrikan secara lebih mendalam hanya sekedar demi memenuhi kebutuhan kualitas listrik yang lebih baik di sebuah rumah pada umumnya. Untuk mengantisipasi hal-hal yang mungkin terjadi dari ketidaktahuan tersebut, saya mengambil jalan tengah (langkah aman) dengan mengasumsikan kapasitas listrik terpasang di rumah menggunakan satuan Watt bukan VA (sebesar 1300 Watt). Sehingga, dibutuhkan kapasitas stabilizer jauh lebih besar dari yang (mungkin) semestinya terpasang (>= 2167 VA). Seandainya ada argumen yang menyatakan cara seperti ini tidak / kurang tepat, saya tidak terlalu mau memikirkan atau pun menanggapinya. Selama tindakan yang telah dilakukan masih berada pada jalur yang benar (tidak membahayakan), tidak merugikan atau melanggar hukum, serta secara umum menghasilkan satu keadaan lebih baik; bagi saya, layak untuk dicoba.
icon.top.par
Memasang stabilizer
Saya memasang unit stabilizer pada jalur kabel yang keluar dari kotak MCB di dalam rumah. Jadi keluaran daya listrik dari meteran, mengalir masuk ke MCB dalam rumah. Keluaran daya dari MCB, dialirkan sebagai masukkan daya untuk stabilizer. Keluaran daya listrik dari stabilizer inilah yang kemudian disebarkan ke seluruh rumah.
Ilustrasinya :
Sebelum :
Stabilizer rumah
Gambar : Skema Jalur Kabel SEBELUM Stabilizer di pasang.
Setelah :
memasang stabilizer di rumah
Gambar : Skema Jalur Kabel SETELAH Stabilizer di pasang.
Untuk mengerjakannya, saya mengupah seorang pensiunan pegawai lapangan PLN. Total biaya yang harus saya keluarkan hingga semua perangkat, peralatan tambahan dan jasa pemasangan selesai ± Rp. 1.000.000,-.
Tahun 2012 adalah tahun ke -7 sejak instalasi itu dikerjakan dan menyala non-stop selama 24 / 7, dan berjalan normal tanpa gangguan berarti.
Pengertian dari “berjalan normal tanpa gangguan berarti” adalah selama hampir tujuh tahun, kerusakan perangkat elektronik hanya terjadi pada dua unit kipas pendingin audio saja. Saya memiliki 6 unit kipas audio terpasang di rumah dan semuanya aktif beroperasi setiap hari pada jam-jam tertentu secara bergilir. Saya berpendapat, kerusakan pada dua unit diantaranya, lebih cenderung pada produksi unit yang kurang sempurna daripada efek yang ditimbulkan oleh daya listrik. Karena 4 unit yang tersisa masih beroperasional secara normal.
Percobaan sangat sederhana yang pernah dilakukan untuk membandingkan keadaan sebelum dan setelah instalasi adalah menyalakan lampu bohlam 5 watt selama 24 jam. Sebelum instalasi, rata-rata umur bohlam ± 2 bulan saja. Setelah instalasi, rata-rata umur lampu bohlam ± > 6 bulan. Hal lain yang terasa berbeda adalah penggantian lampu SL (lampu hemat energi) yang biasanya dilakukan setahun sekali, menjadi > 3 tahun sekali untuk pemakaian dalam jumlah jam yang sama (± 8 jam per hari) dan itu dilakukan pada rumah lampu yang sama.
Jika lampu bohlam yang jelas terlihat tidak memiliki unit stabilizer internal, dapat bertahan lebih lama, tentu saja perangkat elektronik yang sudah dilengkapi unit stabilizer internal (mis. televisi / lemari es) dapat bertahan lebih baik dari lampu bohlam.
Untuk anda yang terbiasa mengerjakan kebutuhan pemasangan alat-alat listrik sederhana, saya rasa, tidaklah sulit untuk memasang sendiri stabilizer berkapasitas di atas 1500 VA. Karena unit dengan kapasitas > 1500 VA memang berbeda pemasangannya dengan unit yang berkapasitas sama atau lebih rendahnya.
Seandainya anda tidak pernah berurusan dengan kelistrikan, lebih baik untuk memanggil jasa orang yang mengerti untuk melakukan instalasi stabilizer ini.
Selain perangkat unit dari stabilizer itu sendiri, anda membutuhkan beberapa meter kabel dan rak kecil sebagai rumah dari stabilizer agar terlindung dari jangkauan dan tidak membahayakan anak-anak. Jangan menempatkannya pada rak / lemari yang tertutup rapat. Sebaiknya, diletakkan pada tempat dimana kondisi keseluruhan unit dapat langsung terlihat dari kejauhan tanpa harus mendekatinya.
*** Pada artikel Skema Pemasangan Stabilizer, telah saya sertakan beberapa ilustrasi gambar skema jalur kabel pemasangan stabilizer kelas 3000VA. Baik skema dasar maupun pengembangannya. Anda dapat melihatnya untuk memperoleh gambaran yang lebih baik. ***
icon.top.par
Jenis Stabilizer
Dari informasi yang saya peroleh dari internet, ada 4 jenis stabilizer yang dapat digunakan untuk kebutuhan skala rumah tinggal, yaitu servo-motor, relay, digital-relay dan ferro-resonant. Dari keempat jenis stabilizer tersebut, saya hanya mengenal dua jenis diantaranya, yaitu : servo-motor dan relay.
Jenis stabilizer yang saat ini terpasang di rumah saya dan menjadi pembahasan pada artikel ini adalah servo-motor berkapasitas 3000 VA. Sebelumnya, saya  menggunakan jenis stabilizer berkapasitas <= 1000 VA, baik servo-motor mau pun relay.
Adakah perbedaan antara jenis servo-motor dengan relay?
Secara teori, tehnis stabilizer jenis servo-motor memiliki kemampuan lebih baik dari jenis relay. Secara praktek (dari yang saya alami), pada kapasitas <= 1000VA, kedua jenis stabilizer ini memiliki kemampuan mirip. Perbedaannya hanya dari bunyi / suara yang “terdengar” saat terjadi kenaikan-penurunan voltase. Setelah terjadi bunyi beberapa kali (saya tidak memperhatikan berapa kalinya) akibat proses penyesuaian voltase pada waktu yang berbeda, kemampuan kedua jenis stabilizer ini menetralisir ketidakstabilan voltase akan berkurang. Stabilizer akan menjadi rusak setelah 2 – 3 tahun kemudian. Mulai dari sikring putus, kemudian indikator volt-meternya mati hingga akhirnya keseluruhan unit sama sekali tidak berfungsi. Bagaimana tehnis terjadinya pengurangan kemampuan stabilizer ini sampai akhirnya rusak total, saya tidak mengerti.
Pada stabilizer yang saat ini terpasang, peristiwa lonjakan dan penurunan voltase pernah dialami hingga kondisi cukup ekstrim. Saat terjadi lonjakan voltase, berlangsung cukup lama untuk saya mengetahui dengan melihat indikator unit volt-meter yang terpasang di stabilizer menunjuk pada posisi angka ± 240 Volt. Sama dengan penurunan voltase yang “drop” hingga pada posisi angka ± 170 Volt. Kondisi stabilizer tidak berubah setelah mengalami kedua kondisi ketidakstabilan voltase ekstrim tersebut. Tetap menjalankan tugasnya menstabilkan voltase dan masih berfungsi dengan baik. Saya mendapat kepastian itu karena pernah terjadi lagi beberapa kali lonjakan dan penurunan voltase setelah kedua kejadian tersebut. Tidak ada perubahan performa pada semua perangkat elektronik yang ada di rumah dan tetap dapat digunakan dengan normal.
Apakah nilai voltase yang menjadi keluaran stabilizer tetap 220 Volt saat terjadi lonjakan / penurunan voltase? Informasi yang saya peroleh dari manualnya, stabilizer masih beroperasi dengan keluaran voltase bertambah / berkurang hingga kisaran prosentase tertentu. Aliran listrik akan otomatis diputuskan saat voltase berada diluar range (batas) yang dapat ditoleransi oleh stabilizer.
Saya tidak tahu apakah dalam prakteknya jenis stabilizer lainnya dengan kapasitas sama memiliki kemampuan dan performa yang sama, lebih tinggi atau lebih rendah dibanding jenis servo-motor. Melihat kondisi perangkat elektronik yang masih berfungsi dengan normal di rumah selama ini, saya rasa, stabilizer jenis servo-motor dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik hingga tingkat kualitas bisa diterima dengan baik oleh mayoritas perangkat elektronik skala rumah tinggal pada umumnya.

1 komentar:

  1. jadi kesimpulannya , untuk rumah dengan daya 1300 , saya harus menggunakan stabilizer sebesar berapa? cukup 2000 atau 3000 ?

    BalasHapus